Kaidah Amal Yang Mengalir

الخير المتعدي افضل من القاصر
Kebaikan yang berkesinambungan itu lebih utama daripada yang singkat

Misalnya :

1. Mengajarkan ilmu itu lebih utama (continue) dari sholat sunnah muthlaq.

2. Melakukan fardhu kifayah itu mengungguli dari melakukan fardhu :ain karena telah menggugurkan kewajiban terhadap umat yang lain.

3. Dalam nadzam Imam Suyuthi ra.

إِذَا مَاتَ اِبْن آدَم لَيْسَ يَجْرِي *** عَلَيْهِ مِنْ فِعَال غَيْر عَشْر

Ketika ibnu Adam meninggal dunia tidaklah baginya berjalan amal perbuatannya kecuali 10 perkara.

عُلُوم بَثَّهَا وَدُعَاء نَجْل *** وَغَرْس النَّخْل وَالصَّدَقَات تَجْرِي

1. Ilmu yang diajarkan

2. do’a nya anak sholeh

3. menanam kurma (tanaman)

4. shodaqoh jariyah

#menanam tanaman dengan artian ajarkan ilmu dunia sebagai bekal mencari nafkah dengan tujuan akhirat

#shodaqoh jariyah, shodaqoh yang pahalanya tanpa henti akan terus mengalir walaupun shohibusshodaqoh (yang bershodaqoh) sudah meninggal, seperti mewakafkan tanah untuk masjid, pondok, pembangunan masjid, pondok dan lain sebagainya

وِرَاثَة مُصْحَف وَرِبَاط ثَغْر *** وَحَفْر الْبِئْر أَوْ إِجْرَاء نَهَر

5. Mewariskan mushaf (al-Qur‟an)

6. Membangun pondok (tempat belajar)

7. Menggali sumur

8. Menyalurkan kali/sungai

#Menggali sumur, menyalurkan sungai disebabkan air adalah unsur yang menghidupkan makhluq, maka jangan keringkan tetanggamu dari sumber penghidupan

وَبَيْت لِلْغَرِيبِ بَنَاهُ يَأْوِي *** إِلَيْهِ أَوْ بَنَاهُ مَحَلّ ذِكْر

9. Membangun rumah untuk peristirahatan musafir dan untuk tempat dzikir

#Bangunlah rumah, Memperindah dan mempercantik bukan untuk saling menyombongkan harta. Akantetapi untuk memulyakan tamu dan tempat engkau berkumpul dengan keluarga serta tempat engkau beribadah menjadi nyaman dan tenang

وَتَعْلِيم لِقُرْآنٍ كَرِيم *** فَخُذْهَا مِنْ أَحَادِيث بِحَصْرٍ

10. Dan mengajarkan al-Qur‟anul Karim, maka ambillah/lakukanlah semua itu yang diambil dari keterangan hadits yang singkat

Nabi Saw bersabda :

لا يحل لامرئ أن يأخذ عصا أخيه بغير طيب نفسه منه

“Tidaklah halal bagi seorang muslim yang mengambil tongkat saudaranya dengan perasaan tidak senangnya saudaranya itu” (HR. Ibnu Hibban)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *