DO’A DAN AMALAN BULAN SYA’BAN

Bulan Sya’ban adalah sebagian bulan yang mulia, terutama pada pertengahan di bulan sya’ban adalah waktu yang mustajabah untuk berdo’a. Imam Syafi’i dalam kitab Al-Umm:

بَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ: إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ: فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ، وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ

Artinya: “sudah sampai berita pada kita bahwa dikatakan: sesungguhnya ada 5 malam do’a yang mustajabah yaitu malam jumat, malam hari raya idul Adha, malam hari raya Idul Fitri, malam pertama bulan rajab dan malam nisfu Sya’ban.”

  • Puasa Sunnah

Sayyidah ‘Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW banyak berpuasa di bulan Sya’ban:

وَلَمْ أَرَهُ صَائِمًا مِنْ شَهْرٍ قَطُّ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً

Aku tidak pernah melihat Rasulullah  berpuasa lebih banyak (selain bulan Ramadhan) daripada bulan Sya’ban. Beliau Rasululloh berpuasa di bulan Sya’ban sebulan penuh, beliau Rasululloh berpuasa di hampir seluruh harinya kecuali sebagian kecil saja (HR. Muslim no. 1156).

Sahabat Usamah bin Zaid ra. pernah bertanya langsung kepada Rasulullah SAW mengenai alasan beliau berpuasa di bulan Sya’ban. Rasulullah SAW menjawab:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Bulan itu sering diabaikan orang-orang antara bulan Rajab dan Ramadhan. Pada bulan ini amalan hamba diangkat ke Rabb semesta alam dan aku suka amalku diangkat dan aku sedang berpuasa (HR. Nasa’i no. 2357; Imam Al-Bushiri menilai sanad hadis ini hasan).

Puasa Sya’ban memiliki keutamaan seperti puasa Kamis, di mana hari Kamis adalah hari diangkatnya amalan ke langit dalam sepekan, Sya’ban adalah bulan diangkatnya amalan dalam setahun.

Beberapa ulama memaparkan alasan dan hikmah banyaknya Rasulullah SAW berpuasa pada bulan Sya’ban, di antaranya:

1. Sahabat Ibnu Umar ra. menjelaskan bahwa banyaknya puasa di bulan Sya’ban adalah pengganti dari puasa-puasa ayyamul bidh yang tertinggal di bulan-bulan sebelumnya

2. Imam Ad-Dawudi menilai bahwa banyaknya Rasulullah SAW berpuasa di bulan Sya’ban karena akan hilangnya hari-hari untuk berpuasa sunnah saat masuk bulan Ramadhan, maka Rasulullah banyak berpuasa di bulan Sya’ban.

3. Imam At-Thabari menambahkan bahwa banyaknya Rasulullah SAW berpuasa di bulan Sya’ban karena hari itu para perempuan berpuasa untuk mengqadha puasa Ramadhan karena haid

Tapi perlu diingat bahwa kita tidak boleh berpuasa pada separuh terakhir atau tanggal 16 dibulan sya’ban, kecuali jika disambung dengan separuh bulan pertama, atau berupa puasa qodlo’, atau memiliki adat berpuasa sebelumnya.

  • Memperbanyak Sholawat

Dalam hadist:

رَجَبُ شَهْرُ اللهِ، وَشَعْبَانُ شَهْرِي، وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِي

“Rajab itu bulan Allah, Sya’ban itu bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.”

maka sudah seharusnya kita memperbanyak sholawat kepada Nabi SAW di bulan ini, selain itupula di bulan Sya’ban turun ayat

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

  • memperbanyak membaca al Qur’an

Dalam sebagian atsar dikatakan bahwa sya’ban adalah bulan al Qur’an, membaca al Qur’an dianjurkan setiap waktu, setiap saat dan lebih dianjurkan pada waktu-waktu yang utama seperti bulan romadlon, sya’ban dan asyhurul hurum dan lain-lainnya.

Ibnu Rojab dalam kitab Lathoiful Ma’arif:

“Kami meriwayatkan dengan sanad yang dlo’if dari sahabat Anas RA bahwa kaum muslimin jika bulan sya’ban mereka tekun membaca mushaf-mushaf al Qur’an, dan mengeluarkan zakat untuk membantu orang lemah dan miskin agar dapat fokus beribadah puasa di bulan Ramadlan”

Amr bin Qais al Malai jika masuk di bulan sya’ban, beliau menutup tokonya dan fokus membaca al Qur’an

  • Awal Surat ad-Dhukhon

Dalam Kitab Kanzun Najah was Surur

siapa yang membaca awal surat ad Dhukhon (ayat 1-8) sebanyak:

حم0   ‍وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ0 إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ 0 فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ 0 أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا ۚ إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ

رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ 0 رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۖ إِنْ كُنْتُمْ مُوقِنِينَ 0 لا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ رَبُّكُمْ وَرَبُّ آبَائِكُمُ الْأَوَّلِينَ

  1. 15 kali setiap malam, mulai malam pertama sya’ban sampai malam ke empat belas
  2. 30 kali di malam ke lima belas (nisfus sya’ban)

kemudian berdzikir kepada Alloh, bersholawat kepada Nabi SAW, dan berdo’a dengan apa yang dia inginkan. maka ia akan mendapatkan apa yang menjadi do’anya dan cepat diijabahi. Insya Alloh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *